Dalam hidup kita tidak pernah lepas dari angka. Bahkan selama masih berada di dalam kandungan, angka telah digunakan orang tua dalam menghitung jumlah usia kandungan, Berapa timbangan bayi, berapa umur, dan banyak beberapa lainnya. Namun pernahkah kita mengenal ada banyak makna-makna filosofi di dalam angka..?. Angka tidak hadir begitu saja, mengenai sejarahnya ada banyak obrolan tentang itu.
Angka, hal tersebut berkaitan dengan huruf. Sebagai contoh ‘’Ho-no-co-ro-ko’’ dalam aksara Jawa, lahirnya bentuk tulisan tersebut terpengaruh dengan keadaan sosial masyarakatnya yang tekun dalam menjalankan pekerjaan. Tulisan aksara Jawa tersebut mirip dengan tulisan tulisan india melekuk-lekuk dengan satu tarikan satu huruf selesai. Mengenai konsonan atau pengucapan, ditambahkan di luar dari huruf yang dibentuk. Aksara Lontara, nama tulisan untuk masyarakat Sulawesi, berbentuk seperti gelombang. Pastinya hal ini dipengaruhi masyarakatnya yang mayoritas pelaut. Untuk mengerti suatu bangsa, Sebenarnya cukup dengan mempelajari huruf-huruf atau tulisannya. Lantas bagimana dengan angka?
Hal ini bermula pada suatu sore hari Saya (penulis artikel ini), Berjalan-jalan ke sebuah desa. Desa yang berada di Mojokerto Jawa Timur. Saya bertemu dengan seorang Pak Tani yang sementara duduk di beranda rumah. Kami melakukan obrolan dan merasa sangat dekat. Namanya Pak Tono, Beliau bertanya pada saya, “nak, tahukah kamu apa maksud dari angka-angka yang kamu pakai di sekolah itu?” sontak pertanyaan ini membuat saya kaget. Dan aku sadar, pengetahuan berada di mana-mana “gimana pak ceritanya?” jawabku sembari menunggu gugusan pengetahuan.
Angka 1, Berbentuk tegak seakan menantang langit sendiri, bukan berarti tanpa teman. Dari bentuknya, kita bisa mengetahui makna ketegasan dan ketegaran. Demikian itu tidak jauh darimu, engkau itu satu tetapi ada dua mata, dua telinga, dua kaki, dua alis, dan sebagainya. Maksudnya kita yang satu ini memiliki jalannya masing-masing. Dan engkau harus mempertanggung jawabkan apa-apa yang telah kau buat. Berbeda dengan Gusti Allah yang satu, Dia tidak banyak, tetapi dzat-Nya meliputi seluruh alam ( Itulah yang terkandung dalam makna Ahad atau Satu ).
Angka 2, Sebagai simbol berpasang-pasangan. Perempuan dan laki-laki, langit dan bumi, matahari dan bulan, dan sebagainya. Manusia yang sempurna adalah mereka yang telah menemukan atau telah hidup berpasangan, menjalin keluarga dan saling mengerti satu sama lain.
Angka 3, Adalah angka yang menyimbolkan binatang. Mari kita perhatikan burung yang terbang berbentuk seperti angka tiga, bebek berjari tiga, sapi berjari tiga. Sejatinya, manusiapun berada dalam tiga unsur yaitu kepala, badan, dan kaki. Sama seperti binatang terdiri dari kepala, badan, dan kaki. Namun sifatnya yang berbeda.
Angka 4, Bila diperhatikan, Angka ini seperti bentuk manusia yang sedang berdoa. Dalam bahasa Inggris berarti ‘’four’’. Bila dipercepat konsonannya akan berubah menjadi ‘’for’’, Yang berarti ‘’untuk’’. Kita menyembah untuk Tuhan, maka lahirlah angka ini yang mengisyaratkan, Bahwa manusia adalah makhluk religius.
Angka 5, Adalah angka tentang hukum. Lima Rukun Islam, Lima kali shalat sehari semalam, Lima dasar Pancasila. Angka ini sebagai pelambang bila manusia adalah makhluk yang berhukum.
Angka 6, Angka ini berdekatan dengan kata “nemu” atau menemukan. Bermaksud sebagai manusia adalah makhluk yang mahakarya, makhluk pencipta. Dalam hal kemanusiaan, menemukan atau membuat suasana menjadi tenang, menjadi pelopor kebaikan dengan menjalankan 5 dasar hukum, dan semacamnya.
Angka 7, Merupakan angka yang sakral “tujuh” atau tuju-an. Dalam bahasa Bugis, angka ini bernama angka ‘’pitu’’ yang berarti angka tujuh. Demikian pula dengan bahasa Jawa bernama pitu. Agus Sunyoto dalam bukunya Suluk Abdul Jalil, mengurai banyak makna dari akhiran ”tu”. Dalam kepercayaan Kapitayang, “tu” Adalah simbol kebaikan, Dan keburukan adalah “to”. Sebagai contoh Tu-han, Tu-nggal, Tu-tur, Tu-kang, dan sebagainya. Tu-juh belas Agus-Tu-s, angka nasional untuk Negara Indonesia. Tujuh, mengandung makna Tu-juan. Apa Tu-juan hidup yang kita jalani ini..?
Angka 8, Sebagai simbol jika kehidupan ini seperti angka delapan. Tidak ada ujungnya, dalam kepercayaan agama Hindu disebut dengan Moksa : telah menyatu dengan alam. Seseorang yang telah sampai ke angka 8, Merupakan orang yang telah mengerti arti hidup, Tidak ada ujung dan tidak juga berakhir. Tetapi berputar atau telah istiqamah menjalankan apa yang ia yakini.
Angka 9, Angka ini mirip dengan angka 6, Cuma dalam keadaan terbalik, Yang berarti akan terjadi pengulangan sejarah. Setelah berkarya, maka seseorang akan menemukan tujuan hidup, kemudian terjadi penyatuan. Dalam agama Islam disebut sebagai Rahmatan Lilaalamiin. Seseorang ketika berada di angka “9”, Sudah udzur atau tua renta, maka ia akan kembali menjadi masa kecil, disuapi, diceboki, bahkan digendong jika ingin melakukan sesuatu.
Angka 0, Angka ini ditemukan oleh Al-Khawarizmi, Seorang ulama muslim asal Persia ( sekarang Uzbekistan ). Dari angka nol lah sebagai cikal-bakal komputer yang banyak kita gunakan saat ini. Angka nol bertalian dengan angka 1. Angka nol, adalah sesuatu yang kosong tidak ada apa-apa. Semua akan kembali ke titik nol, Dimana perjalanan di dunia ini berakhir di angka nol ketika kita telah meninggal.
Demikianlah hasil obrolan saya dengan Pak Tono mengenai makna dan rahasia di balik angka-angka. Semoga bisa menjadi bahan renungan bagi kita semua.
Sumber : Lintasanda