Beberapa Kesalahan Dalanm Menjalankan Bisnis Franshise


Munculnya beragam penawaran investasi dalam bentuk bisnis franchise, memudahkan para pemula untuk mulai terjun ke dalam dunia usaha. Dengan berinvestasi pada sebuah franchise, para pemula dapat menjalankan usaha dengan pendampingan dari para franchisor. Kondisi inilah yang membuat berbagai peluang bisnis franchise saat ini makin marak, sehingga para franchisor baru maupun lama saling berlomba menawarkan beragam investasi franchise kepada masyarakat luas yang ingin memulai berbisnis.

Meskipun begitu, sebagai pemula yang ingin menekuni bisnis franchise sebaiknya Anda tidak asal memilih investasi bisnis yang ditawarkan. Tak jarang perusahaan-perusahaan yang menyelenggarakan kemitraan membuat beberapa kesalahan dalam menjalankan bisnisnya. Dan akibatnya banyak bisnis franchise yang tumbang ditengah jalan sebelum mencapai kesuksesannya. Karena itu untuk mengantisipasi resiko bisnis yang mungkin muncul dari kesalahan para franchisor, mari kita pelajari bersama 9 kesalahan dalam menjalankan bisnis franchise yang perlu kita hindari.

Tidak memiliki dana yang cukup besar
Untuk mendukung perkembangan bisnis franchisee. Pada kenyataannya tidak semua franchisor memiliki dana segar untuk mengembangkan bisnis mereka. Sehingga pengelolaan dan pertumbuhan bisnis harus terhambat karena kurangnya dana segar, dan pada akhirnya bisnis tersebut hanya akan tenggelam di tengah persaingan bisnis franchise lainnya.

Memilih partner bisnis yang salah
Kesalahan yang sering dilakukan para franchisor adalah tidak selektif dalam memilih partner bisnis atau calon franchisee. Sehingga banyak investor yang sama sekali belum mengerti tentang bisnis, dan belum memiliki pengalaman di dunia franchise bergabung dengan sebuah kemitraan. Akibatnya fokus franchisor untuk mengembangkan bisnisnya hanya akan terpecah, dan waktunya hanya tersita untuk mendampingi para mitranya.

Pertumbuhan yang terlalu cepat
Tidak selamanya pertumbuhan bisnis yang terlalu cepat memberikan kesuksesan bagi pelaku usahanya. Bila persiapan kita belum matang dan dukungan manajemen belum bisa maksimal, maka pertumbuhan jumlah franchisee yang semakin besar hanya akan mempersulit posisi Anda sebagai franchisor. Karena masing-masing franchisee membutuhkan pendampingan dan pengontrolan rutin dari franchisornya.

Belum memiliki cukup pengalaman di bisnis kemitraan
Tidak hanya calon franchisee saja yang masih belum berpengalaman di bisnis franchise, banyak franchisor baru yang menawarkan kerjasama kemitraan dengan sistem coba-coba. Sehingga kemitraan yang ditawarkan belum siap bersaing dengan franchisor lain dan tidak dapat bertahan lama di tengah persaingan yang ada.

Pemberian bekal training SDM dan SOP yang belum matang
Para calon franchisee membutuhkan pelatihan SDM dan SOP yang benar-benar matang sebelum mereka menjalankan bisnisnya. Namun pada kenyataannya sampai hari ini masih banyak franchisor yang belum memberikan bekal tersebut secara optimal kepada para franchisee, sehingga kualitas produk yang ditawarkan antar mitra terkadang tidak sama. Dan berpengaruh kurang bagus terhadap citra franchise yang ditawarkan.

Menawarkan konsep yang belum terbukti
Kebanyakan franchisor terdorong menyelenggarakan kemitraan untuk mengembangkan bisnisnya dengan waktu yang relatif singkat. Motivasi inilah yang sering membuat franchisor melakukan kesalahan, karena mereka hanya fokus mengembangkan bisnisnya tanpa memikirkan konsep bisnis dengan matang. Sehingga ROI (Return of Investment) yang dijanjikan masih belum bisa dibuktikan oleh para mitranya.

Franchise tidak memiliki dukungan dana operasional yang besar
Kebanyakan fanchisee hanya memiliki dana sebesar investasi yang diminta para franchisor, selebihnya mereka menggantungkan segala kebutuhan bisnisnya dari dukungan para franchisor. Pastinya pola seperti ini menjadi salah satu kesalahan besar para pelaku bisnis franchise, karena bagaimanapun juga franchisee memerlukan cadangan dana untuk memenuhi segala kebutuhan operasional bisnisnya.

Komunikasi yang tidak efektif antara franchisor dan franchisee
Meskipun franchisor sudah mempercayakan bisnisnya untuk dijalankan para mitra, namun sebagai pemilik brand wajib memonitori perkembangan bisnis mitra mereka. Biasanya komunikasi franchisor dan franchisee rutin dilakukan pada awal perjanjian kerjasama, setelah itu franchisor dan franchisee jarang berkomunikasi kembali. Terutama bagi para mitra yang memiliki lokasi cukup jauh dari franchisornya, sehingga masing-masing pihak tidak mengetahui perkembangan informasi terbaru dari bisnis yang dijalankannya.

Tidak memiliki sistem support ditiap wilayah. 
Pada dasarnya tidak semua franchisor memiliki sistem support (seperti pemegang master franchise) ditiap-tiap daerah. Jadi para franchisee yang berlokasi cukup jauh dengan franchisornya sering tidak terkontrol dan kesulitan dalam mendapatkan support bisnis. Tidaklah heran bila banyak franchisee yang memutuskan kerjasama di tengah perjalanan, karena mereka tidak mendapatkan bantuan dari franchisor ketika mengalami kendala dalam menjalankan kemitraan.

Demikian informasi tips bisnis pekan ini yang membahas tentang kesalahan-kesalahan dalam menjalankan bisnis franchise ini dapat membantu para calon franchisor maupun franchisee yang tertarik menekuni bisnis kemitraan. Cermatlah dalam  memilih kemitraan, selamat berkarya dan salam sukses.


Related Posts